MAKALAH
SEJARAH PERKEMBANGAN SASTRA ARAB
Diajukan
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
IBD IAD ISD

Dosen
pembimbing:
Luthfiah Alinda, M.Hum.
Disusun
Oleh:
1.
Anna
Milhatur Rohmah(A01214005)
2.
Chozainul
Muna(A01214006)
3.
Syahril(A01214025)
4.
Zuhrotul
Ulum(A91216126)
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ARAB
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN
AMPEL SURABAYA
2014/2015
DAFTAR ISI
Daftar isi
Bab I Pendahuluan
·
Latar Belakang………………………………………………..
·
Rumusan
Masalah…………………………………………….
·
Tujuan………………………………………………………..
Bab II Pembahasan
·
Pengertian
Sejarah Sastra Arab………………………………
·
Perkembangan Sastra
Arab Jahili sampai modern…………...
·
Faktor yang
menyebabkan berkembangnya sasta arab………
·
Manfaat mempelajari
sejarah sastra arab…………………….
Bab III PENUTUP
·
Kesimpulan…………………………………………………..
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dewasa
ini kita ketahui ranah kebahasa’an semakin meluas di dunia Internasional. kita
dituntut tidak hanya sebatas mempelajari bahasa dalam negeri saja.Oleh sebab
itu berbagai pengembangan bahasa asingpun banyak bermunculan di tengah-tengah
kita.Sebagai wujud dari antusias pemerintah dan masyarakat,kemudian banyak
inovasi yang diwujudkan pemerintah yakni berupa muatan lokal bahasa asing dalam
lingkup lembaga pendidikan maupun yang lainnya.
Tak lepas dari lembaga kependidikan, Universitas mempunyai andil yang
cukup besar dalam pengembangan bahasa asing. Seperti halnya dengan adanya
berbagai prodi yang berkaitan dengan bahasa asing,baik itu berupa ilmu murni
ataupun ilmu kependidikan tentang bahasa asing.Dalam kaitannya disini kami akan
mengkaji bahasa asing dalam lingkup bahasa dan sastra arab.Sebelum menjuru
terhadap sastra arab, kita cerna lebih dulu apa kaitannya bahasa dengan sastra
sendiri?. Seperti yang kita ketahui sastra merupakan suatu karya indah yang
dapat diungkapkan melalui bahasa. Disini kita sebagai mahasiswa bahasa dan
sastra arab menyadari bahwa dalam mempelajari
bahasa dan sastra asing, yang dalam lingkup ini di khususkan pada bahasa
arab kita perlu mengkaji sejarah perkembangan bahasa dan sastra arab itu
sendiri.Mengapa demikian??? Karna bahasa merupakan suatu corak atau kebudayaan
dari suatu Bangsa atau Negara yang strukturnya atau jenisnya berubah dari zaman
ke zaman.Dan untuk itu kami menganggap sangat penting untuk mengetahui
perkembangan tersebut dengan mengkaji sejarah perkembangan bahasa dan sastra
arab dalam makalah ini.( memahaminya tentu kitapun harus memahami hal-hal yang
terkait kedalam sastra tersebut dari zaman ke zaman)
B.Rumusan Masalah
1. Bagaimana
pengertian sejarah sastra arab?
2. Adakah
pembabakan dalam sastra arab?
3. Bagaimana
perkembangan sastra arab jahili sampai modern?
4. Apa
faktor yang menyebabkan berkembangnya sastra arab?
5. Apa
manfaat mempelajari sejarah sastra arab?
C. Tujuan
·
Mengetahui
pembabakan waktu dalam sastra arab
·
Mengetahui
perkembamgan sastra arab dari zaman ke zaman
·
Mengetahui
factor penyebab berkembangnya sastra arab
·
Mengetahui
manfaat mempelajari sejarah sastra Arab
BAB II
PEMBAHASAN
I.
Pengertian
sejarah sastra arab
·
Sejarah
Peristiwa
masa lampau yang murujuk pada sebuah perubahan besar yang memiliki pengaruh
yang besar pula.
·
.Sastra
Pertama ,Sastra
adalah segala sesuatu yang tertulis atau tercetak. [1]
Kedua ,Sastra
dibatasi hanya pada “mahakarya”(great books),yaitu buku-buku yang di anggap
menonjol karena bentuk dan ekspresi sastranya.
Ketiga ,Sastra
diterapkan pada seni sastra, yaitu dipandang sebagai karya imajinatif.
Keempat, Sastra
adalah sebuah nama dengan alasan tertentu diberikan sejumlah hasil tertentu
dalam suatu lingkungan kebudayaan.
·
Arab
Arab
merupakan nama dari suatu bangsa atau negara,yang bahasanya merupakan cabang
dari bahasa semit,yaitu bahasa arab purba yang terkenal dan mendiami jazirah
arab sendiri.
Dari
ketiga definisi di atas dapat disimpulkan pengertian dari “Sejarah Sastra Arab”
yaitu suatu ilmu yang membahas tentang keadaan-keadaan bahasa arab serta puisi
atau prosa indah yang diciptakan oleh anak-anak pengguna bahasa arab dalam
berbagai masa,dan sebab-sebab kemajuan dan kemunduran dan kehancuran yang
mengancam kedua produk sastra itu,serta mengalihkan perhatiannya terhadap para
tokoh trkemuka dari kalangan para penulis dan ahli bahasa ,serta melakukan
kritik terhadap karya-karya mereka,dan menjelaskan pengaruh sebagian mereka
terhadap yang lain dalam ide,penciptaan dan gaya bahasa(uslub).
II.
Pembabakan
Sastra Arab
Terdapat
lima pembabakan dalam sastra arab yaitu:
·
Periode Jahiliyyah
Masa ini terjadi pada 2 periode yakni masa sebelum
abad ke-5, dan masa sesudah abad ke-5 sampai dengan Hijrahnya Nabi Muhammad SAW
ke Madinah (1 H/622 M). periode jahiliyyah ini dimulai pada sekitar satu
setengah abad sebelum kedatangan islam dan berakhir sampai datangnya islam.
·
Periode Islam
Perkembangan kesusastraan Arab ini berlangsung sejak tahun 1 H/622 M hinggga
132 H/750 M, yang meliputi: masa Nabi Muhammad SAW dan Khalifah ar-Rasyidin
(1-40 H/662-661 M), dan masa Bani Umayyah (41-132 H/661-750 M). periode ini
juga dapat disebut dengan periode permulan islam (shadrul Islam).dimulai sejak
datangnya islam dan berakhir ketika runtuhnya bani Umayyah pada tahun 132 H.
·
Periode Abbasiyah
Terjadi pada tahun 132 H/750 M sampai 656 H/1258 M.
padamasa ini dibagi menjadi dua bagian yaitu :
v Abbasiyah 1 , dimulai sejak berdirinya Daulah
Abbasiyah tahun 132 H dan berakhir sampai
berdirinya negara-negara bagian
pada tahun 334 H.
v Abbasiyah 2 , dimulai sejak berdirinya Negara-negara
bagian dalam pemerintahan Abbasiyah dan
berakhir dengan jatuhnya Baghdad di tangan bangsa Tartar atau Mongol pada tahun
656 H.
·
Periode kemunduran kesusastraan Arab
Pada tahun (656-1213 H/1258-1798 M), periode ini di mulai sejak Baghdad
jatuh ke tangan Hulagu Khan, pemimpin bangsa Mongol, pada tahun 1258 M, sampai
Mesir dikuasai oleh Muhammad Ali Pasya (1220 H/1805 M).
·
Periode kebangkitan kembali kesusastraan Arab (modern )
periode kebangkitan ini dimulai dari masa
pemerintahan Ali Pasya (1220 H/1805 M) hingga masa sekarang. Dimulai sejak
terjadinya perkembangan modern sampai saat ini.[2]
III.
Perkembangan
Sastra Arab Jahili sampai Modern
A. Perkembangan pada periode jahiliyah
Pada abad ini merupakan awal pembentukan dasar-dasar
bahasa arab. Terdapat banyak kegiatan pada masa ini yang dapat berpengaruh pada
perkembangan bahasa arab.seperti halnya kegiatan di suq Ukas, Zu al-Majaz dan
Majannah, merupakan festival dan berbagai lomba bahasa Arab yang diadakan di
Mekkah dan yang mengikutinya adalah berbagai kalangan masyarakat antara suku
Quraiys dan suku-suku lainnya. Bahasa arab yang kita kenal sehari-sehari
merupakan pencapuran antara bahasa arab dari suku yang berbeda-beda. Hal ini
terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain :
Ø Hijrahnya bani Khathan ke
semenanjung arab, percampuran mereka dengan arab Baidah di Yaman lalu kemudian
berpencar ke seluruh penjuru jazirah akibat pecahnya bendungan ma’rib.
Ø Hijrahnya Isma’il ke jazirah arab
dengan percampuran keturunannya dengan Qahthan dengan adanya perkawinan,
peperangan dan perdagangan. Waktu dan tempat yang paling terkenal dalam
percampuran bahasa arab adalah pada waktu haji.
Pada masa ini pasar Ukaz berperan paling penting dalam
perkembangan bahasa arab pada masa jahili. Pasar ini didirikan pada awal
Dzulqo’dah. Pasar ini sudah dibangun sejak 15 tahun setelah tahun gajah, yakni
tahun kelahiran nabi Muhammad. Pada masa inilah adalah waktu berkumpulnya para
bangsawan arab untuk berdagang,menyelesaikan persengketaan dan untuk
menonjolkan kemampuannya dalam bidang syair, kefasihan bahasa, kecantikan,
keberaniannya dan lain sebagainya. Diantara penyair yang terkenal pada masa ini
adalah Nabighat Ad-Dibyani, dan dalam bidang pidato adalah Qus Innu Sa’adah
Al-Iyyadi. Kebanyakan penyair menyebutkan pasar Ukaz pada syairnya.
a. Perbedaan Lahjah Arab
Terdapat 2
golongan besar pada periode ini yaitu Qahtani atau Yamani dan Adnani atau Nizzari. Kemudian dari
dua golongan ini berpencar lalu membentuk qabilah-qabilah yang masing-masing
mempunyai lahjah yang berbeda antara satu sama lain. Pada waktu itu bahasa
Himyar dari Qahtan dapat mengalahkan saudaranya dan kemudian kemasukan beberapa
lafadz. Dan susunan katanya berasal dari golongan Adnan yang mempunyai sedikit
perbedaan lahjah. Tidak hanya qabilah itu saja yang berperan penting dalam
perkembangan bahasa pada masa jahilli, terdapat qabilah – qabilah lain yang
juga ikut andil dalam hal ini. Dan inilah yang menyebabkan percampuran bahasa
pada masa itu. Seperti halnya perbedaan-perbedaan lahjah pada penduduk Himyar.
Lingkungan juga berpengaruh pada perbedaan-perbedaan lahjah.
b.
Kalam Arab
Kalam arab, seperti kalam-kalam
lainnya yakni adalah untuk mengungkapkan fikiran-fikiran maupun ungkapan yang
tersimpan dalam jiwa seseorang, dan untuk mendapat respon terhadap orang yang
menanggapinya. Kalam merupakan gambaran yang menyatakan sebuah ungkapan dalam fikiran
seseorang, dimana fikiran selalu mengadakan pembaharuan , sesuai kemampuan daya
cipta. Penyampaiannya yang baik serta halusnya isyarat sehingga enak di dengar, dan mudah dimengerti
, inilah yang disebut hikmah atau mutsul. Hikmah merupakan perkataan yang
indah, sedangkan mutsul merupakan perumpamaan yang bertujuan untuk menyerupakan
keadaan yang ditiru dengan keadaan lain yang menimbulkan peniruan tersebut.
Bahasa mutsul dibagi menjadi dua bagian :
v Mutsul hakiki, ialah mutsul yang
mempunyai sumber yang nyata dan jelas
v Mutsul fardliyah, ialah mutsul yang
diambil dari kata-kata binatang, tumbuh-tumbuhan atau benda-benda lainnya.
Dalam Mutsul fardliyah ini terdapat
pada waktu kedzaliman yang merajalela, dimana orang yang member peringatan dan
petunjuk sering mendapat hukuman. Mutsul fardlyah lah yang menurut mereka
sangat pas digunakan untuk mengungkapkan perasaan dan pesan untuk keselamatan
hidupnya. Mutsul seakan-akan seperti sebuah alat yang dapat melukiskan
bangsa-bangsa pada masa itu. Orang arab sangat banyak yang menggunakan
mutsul di setiap kesempatan tertentu.
Terdapat juga pujangga – pujangga yang sengaja menyusun mutsul-mutsul seperti
mutsul luqmanul hakim.
Adapun tujuan bahasa arab pada masa jahiliyah adalah:
v Bahasa digunakan untuk kehidupan baduwi,
dan manfaatnya seperti : separti menetap dan perginya ke daerah lain,
mempengaruhi segala sesuatu.
v Sebagai pemanasan(awal ) dalam persengketaan dan permusuhan serta
sesuatu yang ditimbulkan dari kedua hal tersebut. seperti keinginan untuk balas
dendam, pesta kemenangan, dan berbangga-bangga dari keturunan.
Adapun makna bahasa pada zaman
jahiliyah adalah sebagai berikut: arti mufradatnya sederhana sesuai dengan
kebaduian dan fitrah (naluri) mereka yang sederhana tidak tercampur dengan
kemajuan zaman dan keindahan. Cara berfikirnya dihasilkan dari hal-hal yang
dapat diraba, dilihat, atau watak, perasaan atau percbaan dengan cara yang
tidak berlebih-lebihan dan tidak mendalam. Daya khayal mereka dihasilkan dari
gambaran-gambaran yang nyata atas dasar hal-hal yang jarang keluar dari
kemampuan akal dan kebiasaan.
c.
Pembagian Kalam Arab
Kalam arab terbagi menjadi dua
bagian, yaitu natsar dan nadzam. Nadzam
adalah kalam yang berwazan dan bersajak, sedangkan natsar adalah kalam yang
tidak bergantung pada wazan dan sajak.
Ø Natsar
Pada dasarnya kalam berbentuk natsar karena natsar dapat menjelaskan
maksud dengan jelas. Kalam bisa berupa percakapan antara satu orang dengan yang
lainnya yang biasa disebut muhadatsah. Perkataan yang fasih yang disampaikan
kepada orang banyak adalah istilah dari Al-Khitabah. Terdapat juga kalam yang
yang digambarkan dengan huruf atau gambatran-gambaran lain untuk kepentingan
tertentuyakni disebut kitabah. Adapun cirri-ciri dari natsar jahiliyah adalah
sebagai berikut :
a)
Kurang teliti dalam memilih kata-kata yang
sesuai dengan wazan dan seirama. Mereka menggunakan kata-kata yang sesuai
dengan arti dan apa adanya.
b)
Jarang mengunkan kalimat-kalimat dan
ungkapan-ungkapan yang mempunyai arti yang sering digunakan oleh jahidh dan
kawan-kawannya.
c)
tidak berlebih-lebihan dalam membentuk
ungkapan-ungkapan, uslub-uslub dan sajak-sajak kecuali sajak para dukun atau
peramal.
d)
Kalimatnya pendek-pendek dan sering menggunakan
hikam mutsul dan wasiyat.
e)
cenderung menggunakan kata-kata yang singkat
tanpa meninggalkan arti.
f)
Sering menggunakan kinayah yang mendekati
kenyataan, apa adanya pada hal-hal yang mereka anggap jelek atau menggerakan
jiwa dalam melukiskan sindiran dengan menggunakan sifat yang khas.
g) Kurang
memperdalam arti kata-kata dan memperdalam pemikiran yang sukar difahami
sehingga membutuhkan pemikiran dan penelitian ilmiah.
v Al-khitabah
Merupakan
sejenis perkataan dan merupakan salah satu cara untuk mempengaruhi kelompok,
adanya khitabah bermaksud untuk mempertahankan pendapatnya sendiri.
Faktor alami yang mendorong adanya khitabah
pada masa jahiliyah adalah:
§ Sebagian besar
masyarakat arab adalah buta huruf yang
dapat mengharuskan mereka untuk
menggunakan lisan lebih banyak.
§ Menguasai
fasehah dan tunduk pada kaedah balaghah.
§ Terpecahnya
mereka dalam beberapa kabilah yang berdiri sendiri dan kelompok-kelompok kecil.
§ Belum ada pos sebagai pengantar media komunikasi yang
membawa surat-surat atau telegram yang menyampaikan berita penting atau
surat-surat kabar yang menyiarkan peristiwa-peristiwa umum.
v Kitabah
Kitabah adalah
lukisan atau yang biasa dikenal sebagai khot, atau ukiran-ukiran yang
menimbulkan seni. Awal mula khat arab muncul adalah bermula dari silsilah khot
arab yakni khot misyri al qadim, setelah itu munculah khot finiqi disusul khot
aroma. Setelah khot-khot tersebut berkembang, munculah khot ats-tsamudi
al-lihyani di utara jazirah arab dan al himyari di selatan jazirah arab.
Ø Nadzam
Menurut ahli
‘arud , nadzam adalah kalam yang berwazan dan berakhiran sama secara disengaja.
Definisi ini sama dengan definisi syiir.
B.
Periode Permulaan Islam
Setelah Islam
Berkembang luas , terjadi perpindahan orang-orang Arab ke daerah-daerah baru.
Kemudian terjadilah pembauran yang memperkuat kedudukan bahasa arab. Sastra
pada periode permulaan islam ditandai dengan turunnya al-Quran melalui nabi
Muhammad SAW, al-Qur’an merupakan pedoman atau pegangan bagi umat islam dalam
menjalani kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu umat islam menjadi termotivasi
untuk mengembangkan bahasa serta memajukan peradaban, sehingga dengan hal
tersebut masyarakat arab terdorong untuk mempelajari serta mendalami ilmu
pengetahuan dari berbagai ilmu, termasuk ilmu bahasa dan kesustraan. Kedatangan
islam membawa pengaruh yang sangat besar di tanah arab terhadap kebudayaan yang
sebelumnya. Pada masa sebelum islam bangsa arab adalah bangsa yang tertinggal
oleh ilmu pengetahuan,kebiasaan orang arab juga telah menunjukkan bahwa
kebudayaan arab pada saat itu masih tertinggal jauh. Pada masa sebelum islam
perang saudara merupakan hal yang biasa, dan bahkan membunuh anak perempuan
disaat itu sudah umum terjadi, hanya dengan alasan bahwa mempunyai anak
perempuan merupakan sebuah aib dan takut miskin melanda kehidupan mereka.
Seolah-olah hal ini menjadi tradisi. Setelah datangnya islam , tradisi seperti
itu berangsur-angsur menghilang. Ketika islam muncul, kesustraan arab tidak
berubah hanya saja isi dari sastra tersebut mengalami perubahan. Hal ini
diakibatkan karena banyak sastrawan yang pada masa itu masuk islam. Sehingga
mempengaruhi perubahan karya sastra itu sendiri. Diantara sastrawan jahiliyah
yang masuk islam adalah Hassan bin Tsabit, Ka’ab bin Malik dan Abdullah bin
Rawahah. Karena kesustraan merupakan sebuah keindahan dan Allah menyukai
hal-hal yang indah, hal ini juga terdapat dalam al-Quran dan hadits.
C. Periode bani umayyah
Periode ini ditandai dengan intensifikasi percampuran oran-orang arab
islam dengan penduduk asli pada masa pemerintahan pada bani umayyah. Orang arab
merupakan kelompok orang yang mempunyai dorongan yang sangat besar untuk
mengembangkan kebudayaan mereka dengan cara menjadikan bahasa arab sebagai
bahasa negara. Oleh karena itu penduduk asli pada masa itu mencoba untuk
mempelajari bahasa arab sebagai bahasa pergaulan atau bahasa komunikasi
sehari-hari dan bahasa agama. Sejak sepertiga akhir abad pertama Hijriah bahasa
Arab telah mencapai kedudukan tertinggi,dan terhormat dalam islam.
Periode umayyah merupakan periode gencar dengan sastranya. Pada masa ini
terdapat banyak golongan yang bermunculan dalam islam diantaranya Syi’ah dan Khowarij dan lain-lain.keadaan
seperti ini menyebabkan posisi syair justru sebagai penyambung lidah atau alat
untuk komunikasi sesuai dengan misi dari tiap-tiap golongan islam tersebut. Dan
pada zaman bani Umayyah ini penyair diberi kebebasan untuk mengekspresikan
karyanya. Fasilitas yang diberikan kepada penyair pada masa ini sangat memadai
demi untuk memperkuat politik mereka. Para khalifah pada masa itu sengaja
memecah belah antara penyair dengan memberikan iming-iming tertentu antara yang
satu dengan yang lainnya bagi mereka yang pro kontra terhadap pemerintahan.
Jenis sya’ir pada masa bani umayah :
v Puisi Politik
(Syiir al-Siyasi)
Seiring dengan
munculnya golongan atau partai politik, maka munculah para penyair yang
mendukung golongan atau partai politik tersebut, sehingga melahirkan puisi yang
bernuansa politik seperti: Kasidah al-Kumait yang mendukung ahlu bait,
Al-Qithry ibn Al-Fajaah pendukung Khawarij, dan Al-Akhthal pendukung bani
umayah.
v Puisi Polemik
(Syiir al-Naqoid)
Puisi Al-Naqoid
yakni jenis puisi yang menggabungkan
antara kebanggaan (fakhr), pujian(madh), dan satire (haja’).
v Puisi cinta
(Syiir al-Ghazal)
Merupakan puisi
yang berkembang menjadi seni
bebas/independent yang mengkhususkan pada kasidah-kasidah.
Tujuan sya’ir pada masa bani umayah:
§ Al-Hija’
(celaan atau ejekan)
adalah sya’ir yang bertujuan untuk mencela
penya’ir lainnya, sehingga pada saat itu sering terjadi perang sya’ir antara
satu penya’ir dngan penya’ir yang lainnya. Salah satu contoh dibawah ini adalah
sya’ir hija’ yang dilontarkan oleh al-Farazdaq kepada Jarir:
ولو ترمى بلؤم
بنى كليب
لدنّس لؤمهم
وضح النهار
ليطلب حاجة
إلا بحار
|
نجوم الليل
وما وضحت لسار
ولو
يرمى بلؤمهم نهار
وما يغو
عزيز بنى كليب
|
“Walaupun
gemintang malam dilempar dengan kehinaan bani kulaib, tidaklah bintang itu
menjadi gelap sementara kehinaan mereka tetap berlalu. Walaupun siang dilempar
dengan kehinaan mereka, siang tetaplah terang sedang kehinaan mereka semakin
terjadi. Dan tidaklah ketua bani Kulaib bepergian kecuali untuk meminta
kebutuhannya pada tetangga.”
§ Al-Madah
(pujian)
Para penyair
arab dimasa bani Umayyah sering menggunakan sya’ir Al-Madah sebagai alat untuk
mendapatkan uang dari penguasa, sehingga memuji penguasa menjadi sebuah
pekerjaan bagi seorang penya’ir. Akan tetapi tidak semua penya’ir memuji
tujuannya hanya untuk mendapatkan uang akan tetapi ada juga yang hanya
sebatas membanggakan kelompoknya. Berikut adalah contoh sya’ir madah :
“Allah adalah
rumah setiap golongan yang menemani mereka Selama satu hari di dzillaq
(tempat dekat damaskus) pada permulaan zaman. Mereka berjalan-jalan
disela-sela kebingungan yang memintal seperti unta yang memasuki umur unta bujjal
(unta umur delapan tahun yang menginjak umur Sembilan/ unta dewasa)”
|
§ Al-Fakhru
(membangga-banggakan)
Dalam sya’ir
fakhru, penya’ir arab sering membangga-banggakan dirinya atau kelompoknya
lewat sya’ir-sya’irnya. Adapun yang mereka banggakan adalah seperti
bangga dengan kekayaan, kedudukan dan istri yang cantik.
لنا حاضر فعم، وباد كأنّه
لنا الجننات الغرّ يلمعن بالضحى
|
شماريع رضوى عزّة وتكرّما
وأسيافنا يقطر من نجدة دمأ
|
“Kita adalah orang yang ada di fa’mun (puncak),
dengan menikung bagai batang yang dijalari keagungan dan kemulyaan. Kita adalah
pembela kebenaran tyang bersinar terang di waktu dluha (pagi menjelang siang).
Dan pedang-pedang kita siap mengucurkan darah”
D.
Periode
abbasiyah
Perkembangan bahasa dan sastra arab pada masa ini tetap mendapat
perhatian. Pemerintahan pada periode Abbasiyah lebih makmur dan maju, hal ini
disebabkan oleh ilmu pengetahuan islam yang banyak digali di zaman ini.
Kerajaan bani Abbasiyah ini berperan besar dalam kemajuan peradaban dunia
islam. Kemegahan kota Baghdad sebagai ibu kota kerajaan merupakan salah satu
contoh dari kejayaan bani Abbasiyah pada waktu itu. Para penyair saling
berlomba mendapat kesenangan dari rajadengan cara mengagungkannya. Pada masa
ini masyarakat kota arab suadah berbaur dengan cara bekerja dilapangan seperti
bidang perindustrian, pertanian, dan lain sebagainya. Bahkan mereka sudah
berbaur atau bercampur dengan masyarakat-masyarakat luar yang menetap pada
wilayah tersebut hingga akhirnya mereka bertetangga sampai berbesan dengan orang-orang
diluar wilayah tersebut. Mereka berkecimpung dalam peradaban dan kemodernan.
Sebagian besar penduduk arab menekuni bidang bahasa, adat istiadat serta cara
berfikir sehingga hal ini berpengaruh pada kuatnya daya fiir penduduk arab dalam bidang bahasa
baik puisi maupun prosa. Maka dalam hal ini muncullah istilah arabisasi, yakni
menggali hokum syariat dari kitab suci al-Quran dan menyusun ilmu bahasa arab
untuk menjamin keutuhan bahasa Arab termasuk Al-Qur’an. Tujuan penggalian
bahasa pada masa bani Abbasiyah adalah sebagai berikut :
a)
Demi
tersusunnya ilmu-ilmu syari’at yang
belum pernah ditulis pada masa sebelumnya. Penyusunan ilmu tersebut mencakup
tentang ilmu Fikih, Aqidah, Balaghah,
Ushul Fiqh dan Nahwu dan Sorof.
b)
Penerjemahan
buku-buku bahasa asing kedalam bahasa arab, khususnya ilmu-ilmu yang lahir dari
bangsa yunani kuno. Yang dapat kita
jumpai dalam ilmu mantik (logika) seperti yang pernah dilakuan oleh Imam Abdul
Rahman al-Ahdlori
c)
Penggarapan
sektor industry sebagai buah dari kemajuan peradaban dalam bidang sains dan
teknologi yang dicapai pada masa Abbasiyah.
d)
Mulai
semaraknya kegiatan-kegiatan ilmiah seperti seminar, diskusi, dan pengajaran
ilmu-ilmu pengetahuan.
E.
Periode
abad pertengahan
Hancurnya pusat ilmu pengetahuan umat islam yang disebabkan
oleh hancurnya kota Baghdad pada masa itu. Penyerbuan tentara Mongolia ke
Baghdad yang dipimpin oleh Hulagu Khan menyebabkan banyaknya para ilmuan islam
meninggal dunia dan sebagian penyair ada yang lari kesyam dan kairo, maka pada
akhirnya kedua kota ini menjadi pusat islam dan bahasa Arab. Maka dari itu
perkembangan sastra pada masa ini sangat lemah. Dorongan penyair untuk berkarya
dan mencipta mulai berkurang. Semangat penyair lama-kelamaan semakin pudar
berbeda dengan periode sebelum abad pertengahan. Bait-bait yang diciptakan
penyair pada masa itu hanya ditujukan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan
bahkan ada yang menjadikan Al-Qur’an pada masa itu sebagai obat atau jimat.
Sehingga makna yang terkandung dalam al-quran menjadi tabu dan tidak berkembang.
F.
Periode
zaman modern
Pada akhir abad XVIII pada saat bansa Arab dibawah
kepemerintahan Daulah Usmaniyah keaadaannya sangat lemah. Bangsa Eropa yang
telah melihat keadaan ini akhirnya kembali mengulangi ekspansi ke timur tengah.
Mereka datang tidak dengan menggunakan cara kekerasan, melainkan mereka datang
dengan dalih untuk menyebarkan ilmu pengetahuan serta memperluas roda
perdagangan.pemerintahan berikutnya yang jatuh kepada Muhammad ali yang
diangkat oleh Sultan Usmani menjadi gubernur mesir. Beliau berusaha untuk
menerima kebudayaan barat dan hasil ilmu pengetahuan. Ali tidak lagi
mementingkan pemerintah dan pembangunan, dan semenjak itu perkembangan dibidang
sastra berkurang lalu dua abad kemudian munculah lagi karya sastra arab yang
baru, dan para penyair menyesuaikan diri dengan zaman modern, lalu mereka mulai
melepaskan diri dari cirri klasik, namun keterikatannya masih ada. Keistimewaan
syair modern ini lebih mementingkan isi dari sampiran, dan bahasanya mudah
serta sesuai dengan keadaan. Kemudian munculah penulisan prosa berupa cerita
pendek modern dalam bahasa arab. Seperti halnya dengan novel dan drama, yang
baru dimulai pada akhir abad lalu. Dan pada abad ini bentuk puisi juga
mengalami perubahan yang cukup besar. Dan banyak puisi-puisi arab modern yang
sudah tidak terikat lagi pada gaya lama yang biasa dikenal ‘’ilm al-Arud”.
Meskipun demikian sebagai penyair
Meskipun sebagian penyair dewasa ini senang juga menciptakan
puisi bebas, tetapi masih banyak juga yang bertahan dengan gaya lama kendati
tidak lagi terikat pada persyaratan tertentu, seperti penyair Mahmud Ali Taha
(w.1949). Puisi-puisinya sangat halus, romantis, tetapi sangat religius.
Beberapa pengamat menganggapnya banyak terpengaruh oleh romantisme Perancis
abad ke-19, terutama Lamartine. Mungkin sudah terdapat jarak antara penyair ini
dan penyair-penyair modern semi-klasik sebelumnya, seperti Ahmad Syauqi atau
Hafidz Ibrahim (1872-1932) yang dipandang sebagai penyair-penyair besar. Dalam
sastra arab modern , mesir merupakan pembuka jalan meskipun para sastrawan itu
banyak yang dari Libanon dan Suriah. Mereka pindah ke mesir untuk menyalurkan
bakatnya.dan terlebih lagi di Mesir mempunyai Universitas yang terkenal yakni
Universitas Al azharCairo yang dibangun pada masa dinasti Fatimiyah. Beberapa Penyair pada masa itu umumnya
berimigrasi ke Amerika Selatan. Perkembangan bahasa dan sastra pun mengalami
perubahan dari gaya tradisional, kalimat yang panjang, dan berlebihan akibat
pengaruh pleonasme dan penggunaan kosa kata klasik berganti dengan gaya yang
sejalan dengan waktu, serba singkat. Cirri khas perkembangan bahasa dalam
sastra arab modern ini ialah menggunakan bahasa percakapan dalam dialog,
sebagian kalangan cenderung ingin merubahhuruf arab sedemikian rupa supaya
dapat dibaca dalam huruf latin, bahkan di Libanon ada sekelompok sastrawan yang
mencoba mengganti huruf arab dengan huruf latin. Novel pun sekarang terbitdalam
bahasa arab kini menggunakan huruf latin
IV.
Faktor Penyebab
Berkembangnya Sastra Arab
Kebangkitan
Sastra di Mesir pada abad modern diawali dengan berkembangnya aliran sastra
yang kemudian dikenal dengan aliran konservatif (Tayyaral Muhafidzin) yaitu
aliran yang merekonstruksi ruang lingkup sastra dengan tetap merevivalisasi
sastra klasik serta mengembangkan tema sastra sesuai dengan kondisi kekinian.
Pelopor aliran ini adalah Mahmud Samial-Barudi(1838-1904).
Pembaharuan
yang dilakukan Barudi bukan melakukan sweeping atau menyapu bersih
kaidah-kaidah sastraklasik, seperti qowafi (rhyme) dan wazan(ritme).Oleh karena
itu aliran ini disebut muhafidziin karena mereka tetap menjaga parameter sastra
yang diwariskan secara turun-temurun dari sastrawan-sastrawan klasik. Namun
demikian, pembaharuan Barudi hanya sebatas pembaharuan pada diksi tema yang
dikaitkan dengan kondisi pada zamannya atau hasil dari interaksi langsung
dengan sosial budaya masyarakat pada waktu itu.
Terlepas
dari Barudi, kebangkitan sastra arab diawali dengan beberapa faktor, Berikut
ini kami akan sampaikan secara singkat faktor-faktor yang menyebabkan bangkitnya
kembali kesusastraan arab:
a) Bersatunya
antara kebudayaan barat dengan kebudayaan timur. Pada awal kurun yang lampau
yang diusung pertama kali oleh Napoleon Bonaparte dan pengambilan kekuasaan
dari tangan para komunis , dan lain dari pada itu negara bagian timur menjadi
tempat bekerja bagi mereka, dan mereka menjadikan bahasa arab sebagai bahasa
yang resmi untuk menyebar luaskan beberapa ajaran dan sastra. Adapun beberapa
pekerjaan mereka yang ada di Suriah tidak terlepas dari beberapa peninggalan
yang ada di Mesir, maka dibangunlah beberapa sekolah dan kebanyakan dari mereka
adalah orang-orang Syam Nasrani, maka keluarlah beberapa kelompok dari mereka
yang mempunyai kelebihan berbahasa Arab dan kemudian mengembangkan keilmuwan
dan kesusastraan arab.
b) Bertambahnya
jumlah orientalis di Eropa bagian timur dan usaha mereka terus berlanjut hingga
mendapatkan beberapa publikasi Arab dan dicetaklah beberapa buku berbahasa
Arab, dan beberapa tulisan perserikatan Asuyah yang membahas tentang berbagai
ilmu dan masalah-masalah ketimuran , sehingga bertambahlah tempat
mutiara-mutiara ilmu dan sastra.
c) Dibangunnya
sekolah yang bermacam-macam yang didirikan Muhammad Ali Basya dengan bantuan
para pengajar dari Eropa dan beberapa ulama Mesir. Dan dibangun pula -sekolah
yang didirikan oleh Khudhowi Ismail, yang merupakan sekolah bahasa Arab yang
sangat besar, sedangkan sekolah sastra yaitu sekolah Darul Ulum. maka
tercetaklah dari sekolah-sekolah ini ratusan guru, hakim, dan para penulis
kitab.
d) Adanya
utusan kaderisasi ilmu pengetahuan, yaitu Muhammad Ali Basya dan Ismail Basya
kepada sejumlah kerajaan yang ada di Eropa untuk menyampaikan bermacam-macam
ilmu pengetahuan, dan pengutusan tersebut berjalan selama 12 tahun.
e) Adanya
propaganda dalam pembelajaran bahasa asing, sehingga sistem pengajaran pada
saat itu dengan cara paksa seperti yang ada di Mesir dan Syam dan
sekolah-sekolah negeri, perguruan tinggi dan sekolah-sekolah pusat da’wah. Dari
sanalah banyak di nukil kalimat-kalimat yang berbahasa Perancis kedalam bahasa
Arab. Maka dengan adanya Atsar dari bahasa tersebut, beberapa hasil pemikiran
orang-orang pada waktu itu dapat terbukukan dan menyebar luas hingga mereka
mampu menerjemahkan ribuan kitab dan riwayat, makalah-makalah politik ilmiah
kedalam bahasa Arab. Maka hal tersebut juga dimanfaatkan bagi orang yang tidak
paham dengan bahasa asing sehingga menjadi tahu dengan jelas sastra yang yang
mendalam.
f) didirikannya
percetakan berbahasa Arab di Mesir, Syam, dan konstantinopel. kemudian
dicetaklah beberapa mushaf-mushaf dan beberapa kitab ilmu sastra. Dan diantara
kitab-kitab yang terpenting yang tercetak untuk menghidupkan kembali bahasa
Arab dan kesusastraanya, yaitu kitab-kitab yang berbentuk kamus seperti kamus
istilah dan beberapa penjelasan, Lisanul Arab yang sifat khusus membahas
tentang kalamul Arab, dan beberapa kitab sastra seperti: kitab Al-Aghani Wal
Aqdul Farid karangan Al Hariri, Al-Badi’, Amalil Qali dan Shahi A’syaa. Dan
beberapa kitab-kitab syair yang sangat banyak jumlahnya. Adapun kitab-kitab
sejarah seperti: karangan At-thabari dan Ibnul Atsir, kitab Muqoddimah karangan
Ibnu Khaldun, dan beberapa kitab-kitab modern yang lainnya yang tersebar di
Eropa.
g) Diterbitkannya
surat kabar Arab yang ada di Mesir Syam dan Konstantinopel. Dan koran pertama
di Arab yaitu Al-Waqoi’Al-Misriyah yang terbit pada tahun 1828. Awalnya
sebagian teks berbahasa Turki, yang kemudian dirancang kembali oleh Syek Hasan
Al-Ithari dan Syek Syihabuddin, sehingga kemudian terpisah antara yang
berbahasa Arab dan Berbahasa Turki dan kemudian pada akhirnya hanya berbahasa
Arab saja kemudian dicetak dengan tulisan Arab Nashi dan Arab Farisi dan terbit
selama tiga kali dalam satu minggu hingga sekarang.
Sedangkan koran yang berbahasa Arab pertama kali terbit di Suriah yaitu Hadiqatul Akbar yang terbit pada tahun 1808, sedangkan di Konstantinopel pada tahun 1860, yang mana redakturnya adalah Ahmad Faris. Kemudian terbit juga setelah itu koran Suriah resmi pada tahun 1865. Adapun koran yang pertama kali terbit di Mesir setelah Al-Waqai’adalah Wadi Annaily (koran lama) dan terbit pula koran-koran yang lain seperti Al-Iskandariyah, Azzaman, Al-Ibtidal, Al-Fallak Wal Ahram, Al-Muqtim, Wal Muayyad, Wal-Lukluk, Wal-Ilmu, Wal Jaridah dan Syuad.
Sedangkan koran yang berbahasa Arab pertama kali terbit di Suriah yaitu Hadiqatul Akbar yang terbit pada tahun 1808, sedangkan di Konstantinopel pada tahun 1860, yang mana redakturnya adalah Ahmad Faris. Kemudian terbit juga setelah itu koran Suriah resmi pada tahun 1865. Adapun koran yang pertama kali terbit di Mesir setelah Al-Waqai’adalah Wadi Annaily (koran lama) dan terbit pula koran-koran yang lain seperti Al-Iskandariyah, Azzaman, Al-Ibtidal, Al-Fallak Wal Ahram, Al-Muqtim, Wal Muayyad, Wal-Lukluk, Wal-Ilmu, Wal Jaridah dan Syuad.
h) Adanya
kelompok-kelompok ilmuwan dan sastrawan, dan yang paling terkenal pada saat itu
Syek Jamaluddin Al-Afghari.
i)
Adanya kreasi
seni berbahasa Arab, pertama kemunculannya di Syam kemudian menyebar ke Mesir,
yang bertujuan untuk memberantas budaya buta seni, dan kelemahan dalam
berbahasa Arab yang pasih dan lancar.
j)
Adanya peraturan
baru di Al-Azhar dan sekolah-sekolah dasar, yang memasukkan materi-materi baru
dari berbagai macam ilmu, atas ide Syekh Muhammad Abduh.
V.
Manfaat
Mempelajari Sejarah Sastra Arab
Di antara manfaat-manfaat terpenting dari
mempelajari sastra arab ialah:
a)
Mengetahui sebab-sebab kemajuan dan kemunduran
sastra arab, baik sebab-sebab keagamaan, sosial, maupun politik, sehingga kita
dapat memegangi faktor-fakor penyebab kemajuan dan melindungi diri dari
faktor-faktor kemunduran.
b)
Mengetahui stil-stil (uslub) bahasa,
cabang-cabang seninya, pemikiran-pemikiran penggunanya, dan istilah-istilah
yang mereka ciptakan, perbedaan cita rasa mereka dalam prosa dan puisi mereka,
sehingga dapat memberikan bekal wawasan pada yang selesai mengkaji ilmu ini
untuk membedakan antara bentuk-bentuk bahasa pada masa yang lain, bahkan bahkan
ia dapat mengembalikan suatu pernyataan pada orang yang sebenarnya menyatakan
pernyataan itu.
c)
Mengetahui orang-orang terkenal dari kalangan
ahli bahasa (dan sastra) pada setiap masa, serta mengetahui pengaruh terpuji
atau hal-hal yang tidak di sukai yang terdapat dalam prosa dan puisi,serta
dalam karya-karya tulis mereka,agar kita dapat meneladani contoh-contoh yang
baik dan menjauhkan diri dari jalan buruk atau cara yang tidak baik.[3]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sejarah
Sastra Arab yaitu suatu ilmu yang membahas tentang keadaan-keadaan bahasa arab
serta puisi atau prosa indah yang diciptakan oleh anak-anak pengguna bahasa
arab dalam berbagai masa,dan sebab-sebab kemajuan dan kemunduran dan kehancuran
yang mengancam kedua produk sastra itu,serta mengalihkan perhatiannya terhadap
para tokoh trkemuka dari kalangan para penulis dan ahli bahasa ,serta melakukan
kritik terhadap karya-karya mereka,dan menjelaskan pengaruh sebagian mereka
terhadap yang lain dalam ide,penciptaan dan gaya bahasa(uslub).
Terdapat
lima pembabakan dalam sastra arab yaitu:
v Periode Jahiliyyah
v Periode Islam
v Periode Abbasiyah
v Periode Kemunduran Kesusastraan Arab
v Periode modern
Beberapa faktor yang mempengaruhi
berkembangnya sastra arab:
v Politik
v Sosial
v Budaya
v Agama
v Ilmu
Pengetahuan
DAFTAR PUSTAKA
Bunyamin,
Bachrun, Sastra Arab Jahili,
Yogyakarta: adab press fakultas adab UIN Sunan Kalijaga,
Kamil, Sukron, Teori Kritik Sastra Arab Klasik dan Modern,
Jakarta: Rajawali Press,2009.
Wiyatmi, Pengantar Kajian Sastra, Yogyakarta:
Pustaka buku publisher,2009
Tim penyusun
MKD UIN Sunan Ampel,IAD ISD IBD,
Surabaya: UIN Sunan Ampel Press, 2013
http://www.perkembangan sastra
arab.com
http// faktor
berkembangnya sastra arab.com
google-site-verification: googled660fd82c5ddbe85.htmlgoogle-site-verification: googled660fd82c5ddbe85.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar